Satu kata ini yang terlintas dalam pikiranku saat ini, saat ada seorang teman mengeluarkan isi hatinya di hadapanku. Apalagi jika bukan masalah hati -baca hubungan dengan lawan jenis-. Setelah dia bercerita panjang lebar dengan dibumbui oleh mukanya yang sungguh memilukan aku hanya bisa berkata ‘ Boy lo lagi kena sindrom ngarep nih ‘ Nah sekarang giliran dia yang bingung.

Ngarep mungkin secara padanan kata bahasa agak sulit diartikan, tetapi pengertian secara mudahnya adalah perasaan mengharapkan sesuatu yang berlebihan sehingga kita menjadi terobsesi dengannya. Coba ingatanmu layangkan ke perjalanan hidup saat kita berumur 6 – 12 tahun, saat kita masih lucu-lucunya memakai seragam merahputih. Saat itu apakah cowok atau cewek tentu kita punya pengalaman mengharapkan sesuatu sebegitu dahsyatnya sehingga kita rela melakukan apapun untuk mendapatkannya. Jika itu sebuah mainan maka kita bisa tiap hari hanya datang ketoko yang menjual mainan itu atau bermain ke rumah teman yang punya mainan itu. Kita hafal semua spek teknis mainan itu sampai-sampai mungkin kita rela untuk menabung agar bisa membeli mainan itu. Atau mungkin kita meneror ibu atau bapak kita untuk membelikan mainan itu dengan tangisan ancaman atau apapun.

Hal itu timbul dari keadaan bahwa kita sebagai anak kecil tidak bisa mendapatkan sesuatu dengan usaha kita sendiri. Kadang walaupun kita sudah beranjak dewasa, secara tidak sadar kebiasaan ngarep itu masih biasa kita praktekkan. Mungkin bukan mainan atau robot-robotan lagi yg kita inginkan, tapi kebiasaan ngarep itu akhirnya merembet ke pola interaksi kita dengan orang lain. Ditambah dengan peer pressure di masa-masa SMP -SMA maka jika kebiasaan ngarep ini jadi semakin menguat.

Hal ini ditambah dengan ketidaktahuan cowok-cowok dalam kegiatan yang namanya hubungan pria-wanita. Disaat cowok-cowok masih sibuk bermain dengan mobil-mobilannya, cewek sudah mulai berkumpul dengan teman-temannya dan membicarakan mana lawan jenis yang paling menarik, atau tergila-gila pada boy band (girls ngaku boy band apa yg lo suka…:). Jadi dalam masalah hubungan pria-wanita, cewek biasanya matang lebih dahulu dibandingkan cowok. Memang ada beberapa cowok yang memahami pola dalam hubungan itu dan menjadi ahli, akibatnya adalah mereka jadi mudah bergaul dengan cewek, mudah mendapat pasangan dan membuat iri cowok lainnya. Celakanya mereka yang tahu pola ini tidak memberitahukan pada cowok yang lainnya, sehingga barisan cowok-cowok jomblo itu tetap ada didalam goa kejombloannya, sambil mengutuki nasib dan mengumpulkan gambar-gambar di IGLOW…:D

Jadi penyakit pertama dari cowok-cowok yang susah mendapatkan pasangan adalah NGAREP. Aku akan bahas bagaimana ngilangin penyakit ngarep ini (mungkin) di tulisan yang akan datang. Yang sekarang bisa dijadikan bahan renungan adalah bagaimana cara kalian menghilangkan keinginan memiliki sesuatu dan benar-benar berjuang untuk mendapatkan hal itu.