Posts tagged ‘siaware’

Integritas

Integritas adalah tentang melakukan apa yang dikatakan, atau istilah kerennya walk the talk. Konsep yang sudah setua umur peradaban (walaupun aku belum melakukan risetnya), dan mendasari segala hubungan manusia. Integritas akan mengarah kepada kepercayaan dan pada akhirnya akan mengeliminasi suatu ide akan tetap lestari atau tidak.

Integritas mengakar pada nilai sejati manusia, dan proses untuk meraihnya  adalah sebuah perjalanan seumur hidup. Meningkatnya integritas akan mengarahkan seseorang untuk menduduki tempat tertinggi dalam masyarakat dan pada akhirnya  akan menjaga nilai kemanusiaan tetap mengarah kepada keadaan harmony dan sejahtera.

Agama sebenarnya sudah mengajarkan hal itu, namun seringkali nafsu yang menghalangi seseorang untuk melihat kedalam dirinya  dan menjaga terus integritasnya.

Kesadaran tentang integritas ini tiba-tiba terlintas saat aku mendengar temanku berkomentar tentang ajakanku untuk mengikuti salah satu training yang menurutku mmengubah hidupku dan kemudian mencontohkan prosesku yang aku alami untuk menjelaskan manfaatnya. Ternyata itu malah dianggap sesuatu yang lucu dan memperlihatkan bagaimana integritasku dimata dia. Pengalaman itu menyadarkanku tentang apa itu integritas dan bagaimana caranya untuk menjaganya. Apa itu integritas sudah aku sebutkan diatas, tentang bagaimana cara menjaganya, satu hal yang terlintas dikepalaku adalah dengan mendengarkan suara hati.

Suara hati adalah hal abstrak yang terkadang terkesan mengada-ada, tetapi buatku dan orang-orang setipe denganku yang lebih mudah untuk beresonansi dengan inner self dibandingkan outerself maka hal seperti ini akan lebih mudah dipahami. Pada dasarnya suara hati ini sangat sederhana, ini adalah alat yang diberikan Allah untuk membimbing manusia menuju kesejatiannya, mencapai yang terbaik dari dirinya dan untuk orang lain dan pada akhirnya  meniru cara kerja Tuhan untuk menjaga kehidupan. Suara hati akan selalu membimbing kebaikan dan akan memisahkan mana yang buruk dan yang baik. Sangat sulit menjaga suara hati ini agar tetap terdengar, tetapi agama sudah memberi tuntunannya dansatu hal yang paling mematikannya adalah nafsu.jadi jika suara hati akan selalu mengarahkan kita menuju kebaikan, maka nafsu pasti akan mengajak kita untuk menuju keburukan. Dua hal ini ada dalam jiwa, dan siapa  diantara kedua itu yang memimpin, maka apa yang akan dihasilkan orang itu akan terlihat, apakah manfaat atau kerusakan.

Jadi kesimpulan dari tulisan diatas adalah untuk menjadi seseorang yang berintegritas maka  aku hanya perlu mendengarkan suara hati, dan memanajemen nafsu.. Itu berarti aku perlu terus untuk sadar terhadap semua pilihan yang aku ambil dan terus self-aware terhadap apa yang terjadi disekitarku dan apa yang aku rasakan. Hal itu adalah jalan yang panjang dan mungkin tidak mudah, tetapi hanya integritaslah yang akan menentukan kualitas dari diri ini.

Seni Meraih Impian – Mengukur Neraca Diri –

–Tulisan dibawah ini adalah resume dari pengajian SIaware pada tanggal 14 Desember 2008 —

Dekatilah kebenaran itu walaupun kakimu berdarah-darah dalam perjalanannya.

Surat Ar Rahmaan ayat 1-9 :

(Tuhan) Yang Maha Pemurah(1) Yang telah mengajarkan Al Qur’an(2) Dia menciptakan manusia(3)Mengajarnya pandai berbicara(4) Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan(5) Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya(6) Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan)(7) Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu (8)Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca it(9)

Itu adalah potongan kalam ilahi yang dibaca sebagai permulaan dari pengajian siaware minggu 14 Desember 2008. Topik bahasan pengajian kali ini adalah meneruskan materi sebelumnya yaitu seni meraih impian dengan bahasan mengukur neraca diri. Ustadz dari pengajian kali ini adalah ustadz Hanan yang mengisi materi minggu sebelumnya juga.

Sebelumnya ustadz bertanya 2 buah gambar yg kepada kami yaitu

—gambar menyusul —

Dua gambar ini digunakan oleh ustadz untuk menunjukkan dua kondisi, yaitu seimbang (2) dan tidak seimbang (1). Lalu dari dua keadaan ini mana yang menurut teman2 lebih baik, indah atau apapun lah.

Kebanyakan memilih keadaan kedua, Cuma 2 orang dari yg hadir yg memilih kondisi 1 (tidak seimbang). Diskusi jadi menarik karena yang memilih kondisi 1 dengan alasan karena dari ketidak seimbangan itu terkesan adanya kedinamisan. Dan kedinamisan itu yang membuat semuanya berjalan. Saat pertanyaan dilanjutkan apakah yang baik itu selalu muncul dari ketidakseimbangan, maka jawabannya menjadi bercabang bahwa sebenarnya ketidakseimbangan itu dalam alam ini akan menuju keseimbangan, sehingga posisi paripurna itu adalah saat terjadi keseimbangan.

Ustadz Hanan kemudian menyampaikan materi tentang neraca diri. Neraca dalam pengertian Al Quran yg telah dibacakan adalah ukuran atau timbangan, jika diartikan lebih filosofis lagi neraca adalah sebuah keseimbangan. Allah dalam menciptakan segala sesuatunya di bumi ini selalu menciptakan neraca/keseimbangan bersamanya. Dan didalam surah Ar Rahman dijelaskan bahwa tujuan penciptaan neraca itu adalah agar kita berbuat adil, agar tidak melampaui batas dan menguranginya. Ada 3 perintah yang terkandung dalam ayat itu, dan serasa diulang-ulang. Menurut ilmu Kalam, jika suatu perintah dalam Al Qur’an ditegaskan berulang dalam satu ayat itu menunjukkan bahwa Allah menekankan pentingnya perintah itu

Neraca ini menjadi penting untuk menuju kesempurnaan, karena menurut ustadz, kesempurnaan itu adalah keseimbangan yang terabadikan. Karena itu orang yang hidupnya tidak seimbang, yaitu yang tidak memenuhi hak-haknya dan kewajibannya, maka dia tidak akan mencapai kesempurnaan manusia. Ada quote yg menarik bahwa manusia itu adalah makhluk bumi dan langit, artinya keberadaannya mencerminkan 2 unsur itu, yaitu tubuhnya yang merupakan perwakilan unsur bumi, dan ruhnya adalah milik langit (Allah). Jadi saat kita tidak memenuhi kebutuhan unsur bumi dan langit itu, maka dapat dipastikan bahwa hidupnya tidak seimbang. Bilangan waktu hidup seseorang di bumi rata-rata adalah 60 tahun, sedangkan akhirat dijanjikan akan muncul selamanya, jadi konsekuensi logisnya jika kita adil atau menjaga keseimbangan itu maka usaha kita mencari bekal akhirat haruslah lebih besar dibandingkan usaha kita mencari bekal di dunia. Karena itu mengingat kehidupan akhirat adalah kebutuhan setiap muslim untuk menjalani kehidupannya di bumi. Satu lagi seseorang tidak bisa dikatakan sempurna jika hidupnya tidak terus seimbang, karena itu kekonsistenan usaha kita untuk terus berbuat baiklah yang menentukan apakah kita sudah menjadi manusia yang sempurna atau belum.

Dalam kesempurnaan itu ada hal yang menarik bahwa kesempurnaan itu membutuhkan ketidak sempurnaan. Maksud dari pernyataan ini adalah tidak mungkin dalam kehidupan kita bisa terus sempurna (terus sehat, kaya, tidak ada masalah, tercapai semua keinginan, menang atau apapun), hal-hal yang tidak sempurna yang terjadi itu adalah mekanisme Allah untuk membuat sesuatu itu menjadi seimbang. Analogi sederhananya adalah jika manusia tidak punya kelemahan atau keburukan, maka dia bukanlah manusia lagi, karena makhluk yang sempurna hanyalah malaikat. Tujuan adanya ketidak sempurnaan itu ada 2 hal yaitu untuk membuat kita bersyukur terhadap nikmat yang diberikan dan sarana kita untuk terus belajar dan memperbaiki diri.

Kesempurnaan akan selalu terjadi dalam lingkungan kebaikan dan merupakan perpaduan dari kebaikan-kebaikan. Kesempurnaan tidak mungkin terjadi saat kebaikan dan keburukan bercampur. Analogi yang disampaikan ustadz adalah susu yang dicampurkan kopi tidak mungkin tetap wujudnya adalah susu, berbeda dengan saat dicampurkan gula, wujudnya tetap susu, tetapi susu itu sekarang juga mengandung unsur gula. Jadi kesempurnaan tidak mungkin terjadi jika masih ada keburukan atau dosa masih bercampur. Karena itu saat seseorang memilih jalan kesempurnaan maka saat itu juga dia memilih untuk menjaga dirinya dari berbuat dosa. Jika seseorang terbiasa berbuat dosa kecil maka dia akan menuju ke berbuat dosa besar, dan saat dia tidak menyadari hal itu maka dia akan menuju ketidak seimbangan yang mengarahkan pada kehancuran dirinya.

Yang terakhir sebagai manusia, kita membutuhkan tuntunan untuk menjadi manusia yang sempurna yang dijanjikan surga sebagai imbalannya. Karena itu satu-satunya tuntunan yang akan mengarahkan kita ke kesempurnaan adalah tuntunan yang membuat hidup kita selalu seimbang. Dan tuntunan itu adalah syariat. Mengapa syariat? Karena pertama syariat datangnya dari Allah yang menciptakan kita dan keseimbangan itu sendiri, jadi tidak mungkin dengan menjalani syariat itu tidak membawa kita ke penciptanya. Jadi bisa dikatakan bahwa syariat itu adalah sistem yang akan menciptakan keseimbangan hidup, jika ingin hidup seimbang maka hiduplah sesuai syariat. Untuk menjalani itu memang banyak sekali godaannya, hal itu wajar karena imbalannya juga luar biasa, yaitu surga. Jadi kembali lagi pilihannya ada ditangan kita, menjadi ahli surga atau ahli neraka.

Pokok bahasan pengajian kali ini memang cukup berbobot dan membuat akumenjadi banyak berpikir terhadap hidup yang selama ini sudah aku jalani, akan berakhir dimana hidup ini jika aku terus jalani dengan cara ini nampaknya sudah mulai tampak ujungnya. Dan jujur itu membuatku takut. Karena itu sebagai manusia tidak mungkin aku akan luput dari kesalahan, tapi Allah juga sudah membimbing bagaimana cara kembali ke jalan yang benar setelah berbuat salah.

Sungguh Islam agama yang sempurna dan sesuai dengan fitrah-nya. Pada akhirnya yang bisa kupinta adalah kekuatan dari Allah untuk bisa diberi kekuatan untuk menuju kebaikan dunia dan akhirat serta dijauhkannya dari api neraka. Karena aku baru sadar bahwa selama ini aku hanya berdoa untuk selamat dunia akhirat saja dan lupa bahwa banyak hal-hal yang dilakukan akan mengarahkanku ke siksa api neraka. Selalu sesuatu yang baik itu tidak mudah untuk didapat, karena itu juga surga juga tidak semudah itu untuk diraih, karena membutuhkan penyerahan diri sepenuhnya kepada kebaikan dan tujuan Allah menciptakan diri ini ke dunia.

Bekerja : SKS Sekolah Kehidupan (Part 1)

‘ Cari duit itu gampang kok, segampang kamu naik kelas atau masuk SMA atau SMP dulu’

Itu kata salah satu temanku sewaktu aku dalam masa bimbang selepas kuliah. Masa-masa yang nampaknya selalu dilalui oleh orang-orang yang tidak benar-benar memplotting hidupnya dalam blue print yang mapan.  Inti dari kata-kata temanku itu adalah tidak usahlah berpikir sejauh itu tentang bagaimana mencari uang itu, karena jika saatnya sudah tiba maka dengan sendirinya aku akan tahu bagaimana mencari uang. Perkataan sederhana dari seorang kawan ini kembali terngiang beberapa hari yang lalu.

Insight itu memang datangnya biasanya terlalui seperti kilatan pemahaman terhadap sesuatu yang sedang kita cari jawabannya. Dan keadaannya sama seperti itu juga saat aku mendapat insight ini. Semasa kuliah boleh dibilang aku hanya menjalani saja, aku benar-benar merasa kuliah saat aku tingkat empat. IPku saat itu melonjak hampir menyentuh cum laude saat itu. Itu efek nyata dari sehabis aku ikut siaware. TA hanya dikerjakan dalam waktu 4 bulan setelah tertunda selama 1 tahun dan akhirnya Desember 2005 aku lulus juga.

Perjalanan dilanjutkan dengan membantu trainerku dengan training-trainingnya di luar Siaware. Hampir 2 tahun aku berkutat dari satu training ke training yang lain. Perlahan aku menikmati zona nyamanku yang baru ini. Bekerja seperti ini sungguh melenakan, karena seolah aku selalu sibuk, bertemu orang baru, datang di kota baru, dan perasaan terpuaskan karena bisa membantu orang lain. Uang yang aku terima juga lebih dari cukup untuk membiayai kehidupan ala mahasiswaku.

Menjadi fasilitator profesional itu aku menyebut diriku sendiri, secara tidak sengaja aku masuk ke dunia yang dari kecil memang aku senangi, dunia pengembangan diri.  Namun kemudian dunia itu menjadi zona nyamanku karena aku kemudian lupa bahwa selain aku membantu orang lain terutama adalah aku juga perlu mengembangkan diriku sendiri.

Kemudian aku dan 5 temanku yang lain mendirikan Dream Of Indonesia dengan segudang impian dan idealisme. Disinilah awal mula aku masuk ke dunia baru yang namanya dunia Entrepreneur. Perjalanan di dunia entrepreneur itu akan aku tulis di lain waktu. So stay tune